Kamis, 27 September 2012

Mengatasi Gangguan Kulit Pasca Kemoterapi



Gangguan Kulit Pasca Kemoterapi
Gangguan Kulit Pasca Kemoterapi
Penderita kanker pasca kemoterapi rentan terkena berbagai gangguan kulit. Pasien kanker dengan jenis dan stadium tertentu perlu mendapatkan kemoterapi untuk pengobatannya. Banyak gangguan kulit yang dapat ditemukan pada pasien kanker. Kelainan kulit yang didapatkan pada pasien kanker dapat berhubungan dengan penyakit, dan pengobatannya, atau tidak berhubungan sama sekali dengan kanker maupun pengobatannya.


Semua obat yang berkontak atau masuk ke dalam tubuh dapat menginduksi reaksi kulit, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa reaksi kulit dapat sangat serius hingga mengancam jiwa. Gangguan kulit akibat obat secara garis besar terbagi menjadi reaksi toksik, dan reaksi alergi.  Reaksi alergi tidak tergantung dosis, dan bisa menetap
Salah satu gangguan kulit yang sering ditemukan pada pasien yang menerima kemoterapi adalah kulit kering.

Obat kemoterapi bersifat sitostatik (menghambat pembelahan sel). Sedangkan pembelahan sel sangat diperlukan untuk mengganti sel-sel yang rusak. Demikian juga dengan sel yang rusak pada kulit, perlu diganti, agar tetap mempertahankan fungsi sawar kulit sehingga dapat mempertahankan kelembaban kulit dalam jumlah yang cukup. Pada kanker dengan jenis dan stadium tertentu obat kemoterapi memang harus diberikan untuk pengobatan maka yang dapat dilakukan untuk mencegah kulit kering adalah meminimalkan faktor-faktor lain yang menyebabkan kekeringan kulit dan memberikan ‘pengganti  sawar kulit’ yaitu pelembab.

Berdasarkan fungsinya, pelembab terbagi menjadi dua jenis, yaitu humektan, dan oklusif. Pemilihan jenis pelembab berdasarkan keadaan kulit dan kelembaban lingkungan sekitarnya. Bila kekeringan kulit ringan, kadar air pada kulit dan kelembaban udara tak terlalu rendah, pelembab yang dipilih adalah humektan. Contohnya, krim urea 10%, seramid, atau propilen glikol.
Namun, jika kekeringan kulit berat dengan keadaan kulit yang mengelupas dan pecah-pecah serta kelembaban udara di sekitarnya rendah, lebih baik dipilih pelembab yang bersifat oklusif seperti vaselin. 
Pemakaian yang benar adalah pelembab harus dipakai dalam waktu lima menit setelah mandi. Hal ini diharapkan air yang menempel pada kulit pasca mandi masih dapat ‘diperangkap’, sehingga dapat meningkatkan kelembaban kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar